Berliter-liter minyak goreng bekas diletakkan pemilik rumah di beranda halaman belakangnya. Asap selalu mengepul dari dapur rumah itu. Udara panas akan kita rasakan saat memasuki dapur bu Tarminah. Ini karena pekerjaan Tarminah sehari-hari membuat reyek pindang.

Tarminah membuka usaha reyek pindang ini sejak tahun 1993. Ia mengerjakan semuanya dari rumahnya, mulai dari mencampur adonan hingga menggoreng dan membungkus rempeyeknya. Tarminah bisa menghasilkan 100 rempeyek dalam sehari.

Dalam menjalankan usahanya, Tarminah dibantu oleh dua orang tetangganya untuk menggoreng dan membungkus rempeyek. Selain bantuan dari dua tetangganya, Tarminah juga dibantu oleh suaminya untuk memasarkan dan mendistribusikan rempeyeknya.

Rempeyek-rempeyek yang dihasilkan Tarminah biasanya ia pasarkan ke lingkungan sekitar rumahnya, Desa Talun Kulon, dan ke luar desanya. Rempeyeknya ia hargai Rp.150 perbijinya.

Selain memproduksi rempeyek sendiri, Tarminah juga bekerja sebagai pengepul rempeyek. Rempeyek-rempeyek itu ia kumpulkan dari tetangga-tetangga di sekitar rumahnya.

Bagaimana reaksi anda mengenai artikel ini ?